Tanggal 28 Oktober merupakan hari ( Sumpah Pemuda ) sakral bagi Pemuda Pemudi Indonesia. Hal itu disebabkan karena pada tanggal tersebut pada tahun 1982 semua Pemuda Pemudi bersumpah untuk bersatu.
Dalam catatan sejarah, Wilayah Indonesia pada waktu itu masih dalam tekanan penjajahan dan banyak sekali organisasi masyarakat maupun sebuah perkumpulan yang berdiri mengatasnamakan agama, budaya, suka hingga ras yang seakan saat itu kesannya memiliki landasan tersendiri dalam memperjuangkan harkat dan martabat bangsa kita dari kaum penjajah.
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia pada waktu itu mengadakan sebuah kongres yang diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng) pada tanggal 27 Oktober 1982 hari Sabtu dan dihadiri dari berbagai ormas kepemudaan seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes. Selain dari Indonesia, terdapat juga pengamat pemuda tiong hoa yakni Tjoi Djien Kwie, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Kwee Thiam Hong yang ikut serta dalam kongres tersebut.
Konres tersebut tidak rampung dalam satu hari dan pada hari esok nya, 28 Oktober 1982 yang digelar di Gedung Oost-Java Bioscoop yang saat itu usai pertemuan yang mebahas masalah pendidikan oleh Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro untuk mengenalkan pendidikan demokratis. Kemudian rapat terakhir diadakan di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, yang menghasilkan kesepakatan sebuah rumusan-rumusan itu yang di tulis Moehammad Yamin ketika Mr. Sunario, dan rumusan itu kemudian di bacakan saat penutupan rapat oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Isi dari teks rumusan tersebut pada sekarang ini dikenal sebagai naskah Sumpah Pemuda yang berbunyi :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Demikianlah ulasan sejarah singkat tentang Hari Sumpah Pemuda, segenap redaksi Trentekno.com mengucapkan selamat hari sumpah pemuda. Mari kita lakukan hal-hal positif untuk menyambutnya.
0 comments:
Post a Comment